Rabu, 25 November 2015

Budaya Organisasi

BUDAYA ORGANISASI


Pengertian Budaya Organisasi
          Budaya dan Organisasi merupakan dua istilah yang sangat berkaitan dalam sebuah kelembagaan terstruktur. Sebab, dalam sebuah kelembagaan itu sendiri akan ditemukan keberagaman pengetahuan dan lain sebagainya. Disitulah factor dominan yang akan ditemukan dalam organisasi, adalah budaya dan khas dari masing-masing individu yang tergabung dalam organisasi tersebut. Namun, tidak akan dibahas budaya masing-masing individu dalam organisasi pada pembahasan ini. Pembahasan ini akan membahas Budaya Organisasi secara umum.
          Untuk lebih memperjelas pengertiannya, akan diuraikan secara terperinci definisi Budaya dan Organisasi itu sendiri agar dapat dipahami dengan baik. Edgar Schein dalam Achmad Shobirin, Budaya adalah pola asumsi dasar yang di-shared oleh sekelempok orang setelah sebelumnya mereka mempelajari dan menyakini pola asumsi tersebut sebagai cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berakaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal, sehingga pola asumsi dasar tersebut perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpersepsi, berpikir dan mengungkapkan perasaannya dalam kaitannya dengan persoalan-persoalan organisasi. Disisi lain, ada yang mengartikan budaya adalah sebagai “the we do thing”, cara kita melakukan sesuatu.
          Geert Hofstade dalam Patricia Buhler (seoarang peniliti yang mengembangkan kerangka budaya) baginya, seorang peneliti budaya harus mampu melihat dan meniliti objek yang menjadi kajian penelitiannya, karena budaya adalah “pemograman mental” para anggota organisasi. Dengan kata lain budaya adalah suatu nilai prinsip yang tertanam dalam sebuah organisasi, untuk mengembangkan perilaku setiap karyawan atau anggotanya sesuai dengan nilai prinsip yang dibangun bersama organisasi tersebut.
          Sementara, Robbins dalam Aimee Heene, menurut perspektif kelembagaan. Organisasi adalah suatu entitas social yang dikoordinasikan secara sadar, diikuti pembahasan-pembahasan yang secara relatif berkesinambungan dengan pengidentifikasian rambu-rambu yang secara jelas dengan senantiasa berupaya meraih pencapaian tujuan atau sekumpulan tujuan secara bersama-sama.
          So, budaya organisasi selalu mengacu pada norma perilaku, asumsi dan keyakinan pada suatu organisasi yang selalu mengacu pada persepsi yang dikembangkan orang-orang dalam organisasi untuk selalu merefleksikan norma-norma, asumsi-asumsi itu agar selalu dipertahankan. Senada dengan yang disampaikan, Sonhadji dalam Hendayat Soetopo, menjelaskan budaya organisasi adalah proses sosialisasi anggota organisasi untuk mengembangkan persepsi, nilai, dan keyakinan terhadap organisasi. Sementara Gibson, Ivanichevich, dan Donelly, Budaya organisasi adalah kepribadian organisasi yang mempengaruhi cara bertindak individu dalam organisasi.                 
1.    Fungsi Budaya Organisasi
a.    Greenberg dan Baron dalam Hendayat Soetopo mengemukakan fungsi budaya organisasi diantaranya adalah:
1)   Memberikan rasa kepada organisasi.
2)   Memunculkan komitmen terhadap misi organisasi.
3)   Membanding dan membentuk standar perilaku.
4)   Meningkatkan stabilitas sistem sosial.
b.   Robins dalam Amirullah Haris Budoyono mengungkapkan budaya melakukan sejumlah fungsi dalam organisasi adalah:
1)   Budaya memiliki peran dalam menciptakan tapal Batas yang artinya bahwa budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
2)   Budaya membawa satu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3)   Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kependingan individual seseorang.
4)   Budaya itu meningkatkan system kemantapan social.
5)   Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para anggotanya. Budaya juga bermanfaat sebagai perekat social yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh anggota organisasi.
2.   Tujuan Budaya Organisasi
a.  Tujuan Eksternal
1)   Mengembangkan mengenai consensus tugas utama, misi inti atau fungsi laten yang diinginkan dari kelompok.
2)   Mengembangkan consensus tentang tujuan yang merupakan cerminan kongkrit dari misi inti.
3)   Mengembangkan consensus tentang cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya pembagaian tenaga kerja, struktur organisasi, system imbalan dan sebgainya.
4)   Mengembangkan berbagai kriteria yang akan digunakan untuk mengukur seberapa baik kelompok dalam mencapai tujuan dan targetnya.
5)   Mengembangkan consensus tentang strategi-strategi perbaikan atau penanggulangan yang diperlukan bila kelompok tidak mencapai tujuan.
b.   Tujuan Internal
1)   Bahas secara bersama dan kategori konsep, jika para anggota tidak dapat saling berkomunikasi dan saling memahami, berdasarkan definisi, tidak mungkin ada kelompok.
2)   Keakraban, persahabatan dan kasih saying. Setiap organisasi harus bekerja dengan aturan main tentang hubungan antar rekan sekerja, hubungan antara karyawan yang berbeda jenis kelamin, cara keakraban dan keterbukaan ditangani dalam konteks pengaturan tugas-tugas organisasi.
3)   Konsensus tentang Idiologi. Setiap organisasi seperti masyarakat, mengahadapi masalah yang tidak terjelaskan yang harus diberi makna sehingga para anggota dapat menanggapi secara baik dan terjelaskan.

3. Karakteristik Budaya Organisasi
a.       Inisiatif individual.
b.      Toleransi terhadap tindakan berisiko.
c.       Arah.
d.      Integrasi.
e.       Dukungan dari manajemen.
f.       Kontrol.
g.      Identitas.
h.      Sistem imbalan.
i.        Toleransi terhadap konflik  Pola-pola komunikasi.

4.   Kelebihan dan Kekurangan Budaya Organisasi
a.    Kelebihan
1)   Meningkatkan komitmen organisasi.
2)   Meningkatkan konsistensi dan perilaku kariyawan.
b.   Kekurangan
1)   Hambatan-hambatan terhadap perubahan.
2)   Hambatan terhadap keanekaragaman.
3)   Hambatan terhadap marger (penggabungan) dan akuisisi (pengambil alihan).






DAFTAR RUJUKAN

Budoyono. Amirullah Haris, Pengantar Manajemen, cet,I; Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2004.

Buhler. Patricia, management skills, cet,2 ; Jakarta: Prenada Media Grup, 2007.

Heene. Aimee, Manajemen Strategik Keorganisasian Publik, Cet, I; Bandung: PT Rafika Aditama, 2010.

Shobirin. Achmad, Budaya Organisasi, cet, I; Yoyakarata: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN, 2009.

Soetopo. Hendayat, Perilaku Organisasi, cet, II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Wulantika. Lita, Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Keefektifan Organisasi, majalah ilmiah unikom vol.7, no. 2.
           
           








Tidak ada komentar:

Posting Komentar