BUDAYA
ORGANISASI
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya dan Organisasi merupakan dua
istilah yang sangat berkaitan dalam sebuah kelembagaan terstruktur. Sebab, dalam
sebuah kelembagaan itu sendiri akan ditemukan keberagaman pengetahuan dan lain
sebagainya. Disitulah factor dominan yang akan ditemukan dalam organisasi,
adalah budaya dan khas dari masing-masing individu yang tergabung dalam
organisasi tersebut. Namun, tidak akan dibahas budaya masing-masing individu
dalam organisasi pada pembahasan ini. Pembahasan ini akan membahas Budaya
Organisasi secara umum.
Untuk lebih memperjelas pengertiannya,
akan diuraikan secara terperinci definisi Budaya dan Organisasi itu sendiri
agar dapat dipahami dengan baik. Edgar Schein dalam Achmad Shobirin, Budaya
adalah pola asumsi dasar yang di-shared oleh sekelempok orang setelah
sebelumnya mereka mempelajari dan menyakini pola asumsi tersebut sebagai cara
untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berakaitan dengan adaptasi
eksternal dan integrasi internal, sehingga pola asumsi dasar tersebut perlu
diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk
berpersepsi, berpikir dan mengungkapkan perasaannya dalam kaitannya dengan
persoalan-persoalan organisasi. Disisi lain, ada yang mengartikan budaya adalah
sebagai “the we do thing”, cara kita melakukan sesuatu.
Geert Hofstade dalam Patricia Buhler (seoarang
peniliti yang mengembangkan kerangka budaya) baginya, seorang peneliti budaya
harus mampu melihat dan meniliti objek yang menjadi kajian penelitiannya,
karena budaya adalah “pemograman mental” para anggota organisasi. Dengan kata
lain budaya adalah suatu nilai prinsip yang tertanam dalam sebuah organisasi, untuk
mengembangkan perilaku setiap karyawan atau anggotanya sesuai dengan nilai
prinsip yang dibangun bersama organisasi tersebut.
Sementara, Robbins dalam Aimee Heene,
menurut perspektif kelembagaan. Organisasi adalah suatu entitas social yang
dikoordinasikan secara sadar, diikuti pembahasan-pembahasan yang secara relatif berkesinambungan dengan pengidentifikasian
rambu-rambu yang secara jelas dengan senantiasa berupaya meraih pencapaian
tujuan atau sekumpulan tujuan secara bersama-sama.
So, budaya organisasi selalu mengacu pada norma perilaku,
asumsi dan keyakinan pada suatu organisasi yang selalu mengacu pada persepsi
yang dikembangkan orang-orang dalam organisasi untuk selalu merefleksikan
norma-norma, asumsi-asumsi itu agar selalu dipertahankan. Senada dengan yang disampaikan, Sonhadji dalam Hendayat Soetopo, menjelaskan
budaya organisasi adalah proses sosialisasi anggota organisasi untuk
mengembangkan persepsi, nilai, dan keyakinan terhadap organisasi. Sementara
Gibson, Ivanichevich, dan Donelly, Budaya organisasi adalah kepribadian
organisasi yang mempengaruhi cara bertindak individu dalam organisasi.
1. Fungsi Budaya Organisasi
a.
Greenberg dan Baron dalam Hendayat Soetopo mengemukakan
fungsi budaya organisasi diantaranya adalah:
1) Memberikan rasa kepada organisasi.
2) Memunculkan komitmen terhadap misi organisasi.
3) Membanding dan membentuk standar perilaku.
4) Meningkatkan stabilitas sistem sosial.
b. Robins dalam Amirullah Haris Budoyono mengungkapkan budaya
melakukan sejumlah fungsi dalam organisasi adalah:
1) Budaya memiliki peran dalam menciptakan tapal Batas yang artinya
bahwa budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan
organisasi lainnya.
2) Budaya membawa satu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3) Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kependingan individual seseorang.
4) Budaya itu meningkatkan system kemantapan social.
5) Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
dan membentuk sikap serta perilaku para anggotanya. Budaya juga bermanfaat
sebagai perekat social yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh
anggota organisasi.
2. Tujuan Budaya Organisasi
a. Tujuan Eksternal
1) Mengembangkan mengenai consensus tugas utama, misi inti atau fungsi
laten yang diinginkan dari kelompok.
2) Mengembangkan consensus tentang tujuan yang merupakan cerminan
kongkrit dari misi inti.
3) Mengembangkan consensus tentang cara-cara yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan, misalnya pembagaian tenaga kerja, struktur organisasi, system
imbalan dan sebgainya.
4) Mengembangkan berbagai kriteria yang akan digunakan untuk mengukur
seberapa baik kelompok dalam mencapai tujuan dan targetnya.
5) Mengembangkan consensus tentang strategi-strategi perbaikan atau
penanggulangan yang diperlukan bila kelompok tidak mencapai tujuan.
b. Tujuan Internal
1) Bahas secara bersama dan kategori konsep, jika para anggota tidak
dapat saling berkomunikasi dan saling memahami, berdasarkan definisi, tidak
mungkin ada kelompok.
2) Keakraban, persahabatan dan kasih saying. Setiap organisasi harus
bekerja dengan aturan main tentang hubungan antar rekan sekerja, hubungan
antara karyawan yang berbeda jenis kelamin, cara keakraban dan keterbukaan
ditangani dalam konteks pengaturan tugas-tugas organisasi.
3) Konsensus tentang Idiologi. Setiap organisasi seperti masyarakat,
mengahadapi masalah yang tidak terjelaskan yang harus diberi makna sehingga
para anggota dapat menanggapi secara baik dan terjelaskan.
3. Karakteristik Budaya Organisasi
a. Inisiatif individual.
b. Toleransi
terhadap tindakan berisiko.
c. Arah.
d. Integrasi.
e. Dukungan dari
manajemen.
f. Kontrol.
g. Identitas.
h. Sistem imbalan.
i.
Toleransi terhadap konflik Pola-pola
komunikasi.
4.
Kelebihan dan Kekurangan Budaya Organisasi
a.
Kelebihan
1)
Meningkatkan komitmen organisasi.
2)
Meningkatkan konsistensi dan perilaku kariyawan.
b.
Kekurangan
1)
Hambatan-hambatan terhadap perubahan.
2)
Hambatan terhadap keanekaragaman.
3)
Hambatan terhadap marger (penggabungan) dan akuisisi (pengambil
alihan).
DAFTAR RUJUKAN
Budoyono.
Amirullah Haris, Pengantar Manajemen, cet,I; Yogyakarta: Penerbit Graha
Ilmu, 2004.
Buhler.
Patricia, management skills, cet,2 ; Jakarta: Prenada Media Grup, 2007.
Heene. Aimee, Manajemen Strategik Keorganisasian
Publik, Cet, I; Bandung: PT Rafika Aditama, 2010.
Shobirin.
Achmad, Budaya Organisasi, cet, I; Yoyakarata: Unit Penerbit dan
Percetakan STIM YKPN, 2009.
Soetopo. Hendayat, Perilaku Organisasi, cet, II;
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Wulantika.
Lita, Budaya Organisasi Dalam Meningkatkan Keefektifan Organisasi, majalah
ilmiah unikom vol.7, no. 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar