Sofis Vs Sokrates,
Filsafat
pada pertengahan abad 5 SM mencapai puncak masa keemasannya. Tepatnya di Athena
sebuah kota yang menjadi pusat baru seluruh kebudayaan Yunani pada saat itu, di
bawah kendali kekuasaan Perikles. Pada masa ini muncul satu golongan yang
menemai golongan mereka dengan Sofistik. Sementara, para pengikut yang
mengikuti golongan ini disebut Sofis. Kaum sofis dalam catatan sejarah selalu
dianggap negative, hal ini dikarenakan berdasarkan ajaran mereka. Misalnya saja, mengajar untuk mendapatkan uang
yang banyak, menghalalkan segala cara untuk memenangkan argumentasi, serta
mengajarkan yang paling terpenting dari mereka adalah tidak mengajarkan
bahwa kebenaran itu pasti, tetapi kebenaran itu bersifat relatif. Artinya
sesuatu yang benar di hari ini, besok atau lusa mungkin bisa salah.
Salah
satu tokoh terpenting dari golongan ini adalah Protagoras. Protagoras berasal dari abdera di daerah thake, ia
lahir dan mangkat sekitar
(490-420 SM) dia adalah tokoh yang memproklamirkan dirinya sebagai pemuka kaum
sofis. Para tokoh sofis lainnya juga, seperti Xeniades dari Korintus, Gorgias dari Leontinoi, Lycophron, Prodikos dari Keos, Thrasymakos dari Chalcedon,
Hippias dari Elis
dan Antiphon and Kritias dari
Athena. Protagoras hidup
sezaman dengan Demokritos (460-370 SM) yang juga berasal dari
daerah yang sama. Dia (protagoras) merupakan seorang filsuf yang suka
berkeliling dan
mengajar di daerah
yunani dan hidup di athena untuk sementara waktu. Ajaran
protagoras yang paling terkenal adalah retorika. Tujuannya untuk mengajarkan
retorika adalah agar para murid yang telah dia ajrkan mampu berdebat dalam
perdebatan.
Sebagai orang yang sangat
menentang ajaran para Sofis adalah Sokrates. Berasal dari Alopeke, daerah
pegunungan lycabettus dekat Athena, ia lahir sekitar (469-399 SM) beberapa
literature mengatakan Sokrates mampu menurunkan filsafat dari langit ke bumi.
Hal ini dikarenakan sebelumnya para filsuf banyak meneliti tentang alam
semesta. Oleh sokrates filsafat diarahkan kearah disekelilingnya, yang meneliti
tentang etika, pengalaman hidup, baik dalam konteks individu, social maupun
politik.
Sokrates sangat menentang
pemahaman relativis yang diajarkan oleh para kaum sofis. Menurutnya kebenaran
bukan sesuatu yang bersifat sementara, artinya hari ini benar, besok salah,
dikemudian hari bisa
benar kembali. Kebenaran merupakan sesuatu yang objektif, bukan subjektif. Kita
dapat menangkap kebenaran sesuai dengan ‘apa’ yang kita pikirkan dan apa yang
ingin kita mencapinya. Mengapa demikian? Karean dalam kehidupan sehari-hari ada
peran etika yang dapt menopang kehidupan kita, apa etika itu? Etika adalah ilmu
yang mempelajari tentang tingkah laku atau perbuatan yang berkenaan dengan baik
dan tidak baiknya perbuatan seseorang.
Supaya
untuk mengetahui kebenaran itu tidak subjektif, Sokrates memakai metode yang
dijalankan adalah bukan penyelidikan atas fakta, tetapi ia melakukan analisis
analisis atas opini-opini yang diucapkan oleh orang atau para negarawan. Ia
(Sokrates) selalu bertanya kepada orang-orang atau para negarawan yang selalu
memberikan opini-opini, jika orang tersebut memberikan opininya ia akan
bertanya kembali, disinilah proses dialog yang kemundian muncul sebagai satu
metode yang dikenal secara umum adalah metode “dialektika” yanga merupakan ciri
khas dari seorang sokrates.
Sokrates
sering mengatakan metode yang digunakan ini adalah metode seorang bidan, aliran
pemikiran filsafat Sokrates terpengaruh kepada ibunya yang merupakan seorang
bidan dalam membantu persalinan. Olehnya itu, sokrates sering melakukan
pertanyaan kepada siapa saja yang ia temui, dari hasil pertanyaan-pertanyaan
itu bukan melahirkan seorang bayi seperti pada percakapan seorang bidan, tetapi
melahirkan ide-ide yang ia munculkan. Dengan ide-ide tersebut ia dapat
memperoleh pengtahuan baru.
Bersama
Demokritus. Sokrates banyak menyelidiki masalah-masalah etika. Perkataannya
yang paling terkenal adalah “Hidup yang tidak diperikasa, berarti hidup itu
tidak perlu untuk dihidup”. Ini mengindikasikan bahwa sokrates sangat
selalu mengingatkan untuk melihat sisi lain yang tersembunyi dalam kehidupan
kita sehari-hari. Agar kehidupan berjalan sesuai koridor individu yang
menginginkannya.
By: Sahrawi Saimima
Tidak ada komentar:
Posting Komentar