SEJARAH
DINASTI TURKI USMANI
Oleh: Sahrawi Saimima
Mahasiswa Magister Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Periode 2014/2015
A.
Latar Belakang
Turki mempunyai peran penting dalam sejarah peradaban
Islam.Peran yang ditonjolkan adalah dari bidang politik ketika mereka masuk
dalam barisan tentara professional birokrasi pada pemerintahan Banu Abbas.Hal
ini ditunjukan dengan munculnya Banu Saljuq.
Sejak berakhirnya masa Bani Abbasiah, kerajaan Islam
mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar yaitu: Usman di Turki,
Mughal di India, dan Safawidi di Persia, dari ketiga kerajaan tersebut Turki
Usmani merupakan slah satu kerajaan yang terbesar dan terlama dalam mencatatkan
namanya dalam kancah Sejarah Islam sebagai Dinasti yang mampu merubah sejarah
Islam di mata Dunia. Setelah keruntuhannya Turki Usmani berubah menjadi
Republik Turki pada Tahun 1924M.
Makalah ini akan memusatkan perhatiannya pada kawasan
Turki, terutama menelaah lebih jauh tentang Dinasti Usmani yang telah ada di
Turki pada Beberapa abad silam. Dengan pokok pembahasan, Asal Mula Kerajaan
Turki Usmani, Ekspansi Turki Usmani, Kemunduran Turki Usmani, dan Pembaharuan
Turki Usmani.
B.
Pembahasan
Letak
Geografis Turki
Turki merupakan Negara yang terlatak antara dua benua yakni
Benua Asia dan Eropa. Di Benua Asia, memiliki luas wilayah kurang lebih 814.578
kilometer persegi, 97 % (790.200 km persegi) dan sisanya di Benua Eropa
3%(24.378 km persegi). Dengan letak yang terbilang strategis ini Turki
merupakan jembatan penghubung antara wilayah Timur dan Barat.
Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia
Tengah. Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia,
peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Usmani dan
pengaruh negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini bangunan-bangunan
bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota
lainnya di Turki.Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu gereja di masa
Bizantium yang berubah fungsinya menjadi masjid pada masa Khalifah Usmani dan
sejak pemerintahan Mustafa Kemal hingga kini dijadikan museum.
Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia
menjadi warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti
Usmani. Islam di masa kekhalifahan diterapkan sebagai agama yang mengatur
hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang
Pencipta, dan juga suatu sistem sosial yang melandasi kehidupan bermasyarakat
dan bernegara. Islam yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di
wilayah Persia, berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan
membawa peradaban dua bangsa tersebut.Perkembangan selanjutnya memperlihatkan
pengaruh yang kuat kedua peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki.
Kondisi ini menimbulkan kekeliruan pada masyarakat awam yang sering menganggap
bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang
selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada
abad ke-19.Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap
unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern.Campuran peradaban Turki, Islam
dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas masyarakat Turki.
Asal Mula Kerajaan Turki Usmani
Turki memiliki dua dinasti yang berhasil
mengukir sejarah Islam di pentas dunia.Pertama, Turki Saljuk dan Kedua,
Dinasti Turki Usmani.Dari kedua dinasti tersebut akhirnya dinasti Saljuk
dihancurkan oleh serangan pasukan mongol, dan disinilah embrio dari Dinasti
Turki Usmani.[1]
Dinasti Usmani berasal dari suatu kabilah yang
hidup di Turki, dibawah pimpinan Sulaiman Syah. Kabilah Turki ini berpindah
dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindar dari serangan pasukan Mongol,
akhirnya sampai di Asia kecil dibawah pimpinan Usman, dan mendirikan daulah
baru pada tahun 1300 M.
Usman inilah pendiri Dinasti Usmaniah di Turki
yang didirikan diatas puing-puing kesultanan saljuk.Timbulnya Daulah ini Islam
kembali melebarkan sayapnya dengan menunjukan kegagah perkasaannya yang luar
biasa dan dapat menyambung usaha dan kemegahan yang paling lama sampai pada
permulaan Abad 20.
Dari semenanjung Balkan Daulah Usmaniah
melakukan Ekspansi ke sebelah Timur sehingga dalam waktu yang singkat seluruh
Persia dan Irak, yang dikuasai daulah Syafawiah yang beraliran Syi’ah dapat
dikuasai.Selanjutnya menguasai Syam dan Mesir sehingga pada tahun 1516 M/923 H.
Dinasti Usmani memegang kendali Dunia Islam dengan pusat pemerintahannya di
Istanbul.[2]
Periodesasi
Pemerintahan Dinasti Usmaniah
Selama masa kesultanan Turki Usmani (1299-1942
M.) sekitar 625 tahun berkuasa tidak kurang dari 38 Sultan.Dalam hal ini,
Syafiq A. Mughni membagi sejarah kekuasaan Turki Usmani menjadi lima
periode, yaitu:
1. Periode pertama (1299-1402), yang dimulai dari berdirinya
kerajaan, ekspansi pertama sampai kehancuran sementara oleh serangan timur
yaitu dari pemerintahan Usman I sampai pemerintahan Bayazid.
2. Periode kedua (1402-1566), ditandai dengan restorasi kerajaan dan
cepatnya pertumbuhan sampai ekspansinya yang terbesar. Dari masa Muhammad I
sampai Sulaiman I.
3. Periode ketiga (1566-1699), periode ini ditandai dengan
kemampuan Usmani untuk mempertahankan wilayahnya. Sampai lepasnya Honggaria.
Namun kemunduran segera terjadi dari masa pemerintahan Salim II sampai Mustafa
II.
4. Periode keempat (1699-1838), periode ini ditandai degan
berangsur-angsur surutnya kekuatan kerajaan dan pecahnya wilayah yang di tangan
para penguasa wilayah, dari masa pemerintahan Ahmad III sampai Mahmud II.
5. Periode kelima (1839-1922) periode ini ditandai dengan kebangkitan
kultural dan administrasi dari negara di bawah pengaruh ide-ide barat, dari
masa pemerintahan Sultan A. Majid I sampai A Majid II[3].
Faktor keamajuan Turki Usmani
Kesuksesan Turki Usmani dalam hal ekspansi
dikarenakan para pemimpinnya yang gigih dan tangguh.Mereka meletakkan dasar
keamanan pada ngerinya. Kemajuan wilayah berlangsung dengan cepat diikuti
perkembangan dalam hal lain sebagai berikut:
1.
Militer dan Pemerintahan
Turki Usmani memiliki
kekuatan militer yang baik dan teratur.Sejak awal, mereka punya kesatuan
militer khusus.Dalam sistem pemerintaha, mereka menerapkan sistem pemerintahan
tertinggi di tangan Sultan, dibanti perdana mentri yang membawahi
gubernur.Gubernur memimpin daerah dingkat I dan beberapa bupati
dibawahnya.Sultam Sulaiman diberi gelar Al Qanuni setelah membuat Multaqa al
Abhur yang jadi pegangan hukum bagi kerajaan.
2.
Ilmu pengetahuan dan Budaya
Turki Usmani punya
budaya yang heterogen.Dari Persia, mereka mengambil etika dan tata krama dalam
istana raja.Dari bizantium, mereka menerapkan sistem militernya. Dari Arab,
mereka menerapkan ajaran tentang prinsip ekonomi. Tapi di bidang ilmu
pengetahuan, mereka tidak terlalu mencolok.
3.
Agama
Di kerajaan ini, agama
melandasi semua peraturannya termasuk sosial dan militer. Mereka maju karena
punya kelebihan, kelebihan itu adalah:
a)
Mereka adalah bangsa yang penuh semangat dan
giat.
b)
Mereka punya militer yang kuat.
c)
Tempatnya strategis, pertemuan Asia-eropa.
d)
Keberanian dan kepandaian taktik pemimpin
kerajaan.
e)
Hubungan baik penguasa dan rakyat[4].
Faktor Kemunduran Turki Usmani
Jika pada suatu Dinasti dalam menjelankan pemerinthannya
terdapat kemajuan pada masanya sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka
masa kemunduran Dinasti Turki Usmani meliputi:
1. Wilayah kekuasaan yang terlalu luas
Perluasan
wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan
pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan,
terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman.Sehingga administrasi pemerintahan
kerajaan Usmani tidak beres.Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan
ekspansi, tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan.Hal ini menyebabkan
wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian
berusaha melepaskan diri.
2. Heterogenitas penduduk
Sebagai
kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup
Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki
terjadi heterogenitas penduduk.Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka
jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi
kebutuhan hidup mereka.Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak
memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan
pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangsai yang jelek.
3. Kelemahan para penguasa
Penguasa
yang tidak cakap Setelah sultan Sulaiman II al-Qanuni.Kelemahan ini lebih
disebabkan masuknya sikap hedonisme di kalangan istana, seperti suka
bermewah-mewahan, minum-minuman kras, dan wanita penghibur, hal ini menimbulkan
perselisihan dilingkungan istana.
4. Budaya Pungli
Budaya ini
telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan
pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5. Pemberontakan-Pemberotakan Tentara Jenissari
Pemberontakan
Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632
M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak
lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh
keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya
pemberontakan-pemberontakan.
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat
peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak,
sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki
pun merosot
7. Kurang berkembangnya ilmu pengetahuan
Ilmu dan Teknologi selalu
berjalan beriringan sehingga keduanya sangat
dibutuhkan dalam kehidupan.Keraajan usmani
kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya
mengutamakan pengembangan militernya.Kemajuan militer yang tidak diimbangi
dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup
menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.[5]
Dengan kemunduran-kemunduran terjadi pada
dinasti Turki Usmani, semakin hari semakin bertambah kehilangan wilayah
kekuasaan mereka, salah satu factor yang sangat dominan dalam kehilangan
wilayah kekuasaan Dinasti Turki Usmani adalah wilayah kekuasaan yang terlalu
luas, dan kependudukannya yang hetoregen. Dengan demikian terjadi pemberontakan
di internal wilayah Turki Usmani sendiri yang disebabkan pencampur bauran
pemikiran Negara-negara Eropa untuk memecah wilayah itu, sadar akan hal itu
puncaknya di tahun 1924 Turki Usmani di Ploklamirkan Oleh Mustafa Kemal dan
berubah menjadi Negara Republik Turki.
Mustafa Kemal (1881-1938) mendirikan
Negara Republik Turki di atas puing-puing reruntuhan kekhalifahan Turki Usmani
dengan prinsip pembaharuannya Westwenalisne, Sekularisme, dan
Nasionalisme.Meskipun demikian, Mustafa Kemal bukanlah yang pertama kali
memperkenalkan ide-ide tersebut di Turki.Gagasan sekularisme Mustafa Kemal
banyak mendapat inspirasi dari pemikiran Ziya Gokalp (1875-1924), seorang
sosiolog Turki yang diakui sebagai Bapak Nasionalisme Turki.Pemikiran Ziya
Gokalp adalah sintesa antara tiga unsur yang membentuk karakter bangsa Turki,
yaitu ke-Turki-an, Islam serta Modernisme.
C.
Penutup
Turki merupakan Negara yang terlatak
antara dua benua yakni Benua Asia dan Eropa. Di Benua Asia, memiliki luas
wilayah kurang lebih 814.578 kilometer persegi, 97 % (790.200 km persegi) dan
sisanya di Benua Eropa 3%(24.378 km persegi). Dengan letak yang terbilang
strategis ini Turki merupakan jembatan penghubung antara wilayah Timur dan
Barat.
Turki memiliki dua dinasti
yang berhasil mengukir sejarah Islam di pentas dunia.Pertama, Turki
Saljuk dan Kedua, Dinasti Turki Usmani.Dari kedua dinasti tersebut
akhirnya dinasti Saljuk dihancurkan oleh serangan pasukan mongol, dan disinilah
embrio dari Dinasti Turki Usmani.
Dinasti Usmani berasal dari
suatu kabilah yang hidup di Turki, dibawah pimpinan Sulaiman Syah. Kabilah
Turki ini berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindar dari serangan
pasukan Mongol, akhirnya sampai di Asia kecil dibawah pimpinan Usman, dan
mendirikan daulah baru pada tahun 1300 M.
Bangsa Turki diperkirakan
berasal dari Asia Tengah. Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban
Romawi di Anatolia, peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari
Imperium Usmani dan pengaruh negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini
bangunan-bangunan bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul
dan kota-kota lainnya di Turki.Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu
gereja di masa Bizantium yang berubah fungsinya menjadi masjid pada masa
Khalifah Usmani dan sejak pemerintahan Mustafa Kemal hingga kini dijadikan
museum.
Daftar Rujukan
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197601052005011-ENCEP_SUPRIATNA/Sejak_mundur_dan_berakhirnya_era_Abbasiyah.pdf.
https://docs.google.com/document/d/1fGydGTNS0JWPv4O1MhLXXzp5u0t6RmJtyvc0107T5k
Moh.Nurhakim, Sejarah
Dan Peradaban Islam Malang, UMM Press, 2004.
Musyrifa Sunanto, Sejarah
Islam Klasik, (Cet, ke II: Jakarat; Fajar Interpratama Offest, 2004), hlm.
240.
Syafiq A. Mughini, Sejarah
Kebudayaan Islam di Turki, (Cet, I: Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm.
66.
[2]Musyrifa Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Cet,
ke II: Jakarat; Fajar Interpratama Offest, 2004), hlm. 240.
[3]Syafiq A. Mughini, Sejarah Kebudayaan Islam
di Turki, (Cet, I: Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 66.
[4]http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197601052005011-ENCEP_SUPRIATNA/Sejak_mundur_dan_berakhirnya_era_Abbasiyah.pdf.
[5]https://docs.google.com/document/d/1fGydGTNS0JWPv4O1MhLXXzp5u0t6RmJtyvc0107T5k.