Kamis, 07 Januari 2016

TURKI USMANI

SEJARAH DINASTI TURKI USMANI
Oleh: Sahrawi Saimima
Mahasiswa Magister Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Periode 2014/2015

    A.     Latar Belakang
Turki mempunyai peran penting dalam sejarah peradaban Islam.Peran yang ditonjolkan adalah dari bidang politik ketika mereka masuk dalam barisan tentara professional birokrasi pada pemerintahan Banu Abbas.Hal ini ditunjukan dengan munculnya Banu Saljuq.
Sejak berakhirnya masa Bani Abbasiah, kerajaan Islam mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar yaitu: Usman di Turki, Mughal di India, dan Safawidi di Persia, dari ketiga kerajaan tersebut Turki Usmani merupakan slah satu kerajaan yang terbesar dan terlama dalam mencatatkan namanya dalam kancah Sejarah Islam sebagai Dinasti yang mampu merubah sejarah Islam di mata Dunia. Setelah keruntuhannya Turki Usmani berubah menjadi Republik Turki pada Tahun 1924M.
Makalah ini akan memusatkan perhatiannya pada kawasan Turki, terutama menelaah lebih jauh tentang Dinasti Usmani yang telah ada di Turki pada Beberapa abad silam. Dengan pokok pembahasan, Asal Mula Kerajaan Turki Usmani, Ekspansi Turki Usmani, Kemunduran Turki Usmani, dan Pembaharuan Turki Usmani.

   B.    Pembahasan
Letak Geografis Turki
Turki merupakan Negara yang terlatak antara dua benua yakni Benua Asia dan Eropa. Di Benua Asia, memiliki luas wilayah kurang lebih 814.578 kilometer persegi, 97 % (790.200 km persegi) dan sisanya di Benua Eropa 3%(24.378 km persegi). Dengan letak yang terbilang strategis ini Turki merupakan jembatan penghubung antara wilayah Timur dan Barat.
Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia, peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Usmani dan pengaruh negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota lainnya di Turki.Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu gereja di masa Bizantium yang berubah fungsinya menjadi masjid pada masa Khalifah Usmani dan sejak pemerintahan Mustafa Kemal hingga kini dijadikan museum.
Peradaban Islam dengan pengaruh Arab dan Persia menjadi warisan yang mendalam bagi masyarakat Turki sebagai peninggalan Dinasti Usmani. Islam di masa kekhalifahan diterapkan sebagai agama yang mengatur hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Allah SWT sebagai Khalik, Sang Pencipta, dan juga suatu sistem sosial yang melandasi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Islam yang muncul di Jazirah Arab dan telah berkembang lama di wilayah Persia, berkembang di wilayah kekuasaan Kekhalifahan Turki dengan membawa peradaban dua bangsa tersebut.Perkembangan selanjutnya memperlihatkan pengaruh yang kuat kedua peradaban tersebut ke dalam kebudayaan bangsa Turki. Kondisi ini menimbulkan kekeliruan pada masyarakat awam yang sering menganggap bahwa bangsa Turki sama dengan bangsa Arab. Suatu anggapan yang keliru yang selalu ingin diluruskan oleh bangsa Turki sejak tumbuhnya nasionalisme pada abad ke-19.Selanjutnya arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap modern.Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas masyarakat Turki.

Asal Mula Kerajaan Turki Usmani
Turki memiliki dua dinasti yang berhasil mengukir sejarah Islam di pentas dunia.Pertama, Turki Saljuk dan Kedua, Dinasti Turki Usmani.Dari kedua dinasti tersebut akhirnya dinasti Saljuk dihancurkan oleh serangan pasukan mongol, dan disinilah embrio dari Dinasti Turki Usmani.[1]
Dinasti Usmani berasal dari suatu kabilah yang hidup di Turki, dibawah pimpinan Sulaiman Syah. Kabilah Turki ini berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindar dari serangan pasukan Mongol, akhirnya sampai di Asia kecil dibawah pimpinan Usman, dan mendirikan daulah baru pada tahun 1300 M.
Usman inilah pendiri Dinasti Usmaniah di Turki yang didirikan diatas puing-puing kesultanan saljuk.Timbulnya Daulah ini Islam kembali melebarkan sayapnya dengan menunjukan kegagah perkasaannya yang luar biasa dan dapat menyambung usaha dan kemegahan yang paling lama sampai pada permulaan Abad 20.
Dari semenanjung Balkan Daulah Usmaniah melakukan Ekspansi ke sebelah Timur sehingga dalam waktu yang singkat seluruh Persia dan Irak, yang dikuasai daulah Syafawiah yang beraliran Syi’ah dapat dikuasai.Selanjutnya menguasai Syam dan Mesir sehingga pada tahun 1516 M/923 H. Dinasti Usmani memegang kendali Dunia Islam dengan pusat pemerintahannya di Istanbul.[2]

Periodesasi Pemerintahan Dinasti Usmaniah
Selama masa kesultanan Turki Usmani (1299-1942 M.) sekitar 625 tahun berkuasa tidak kurang dari 38 Sultan.Dalam hal ini, Syafiq A. Mughni membagi sejarah kekuasaan Turki Usmani menjadi lima periode, yaitu:
1.      Periode pertama (1299-1402), yang dimulai dari berdirinya kerajaan, ekspansi pertama sampai kehancuran sementara oleh serangan timur yaitu dari pemerintahan Usman I sampai pemerintahan Bayazid.
2.      Periode kedua (1402-1566), ditandai dengan restorasi kerajaan dan cepatnya pertumbuhan sampai ekspansinya yang terbesar. Dari masa Muhammad I sampai Sulaiman I.
3.       Periode ketiga (1566-1699), periode ini ditandai dengan kemampuan Usmani untuk mempertahankan wilayahnya. Sampai lepasnya Honggaria. Namun kemunduran segera terjadi dari masa pemerintahan Salim II sampai Mustafa II.
4.       Periode keempat (1699-1838), periode ini ditandai degan berangsur-angsur surutnya kekuatan kerajaan dan pecahnya wilayah yang di tangan para penguasa wilayah, dari masa pemerintahan Ahmad III sampai Mahmud II.
5.      Periode kelima (1839-1922) periode ini ditandai dengan kebangkitan kultural dan administrasi dari negara di bawah pengaruh ide-ide barat, dari masa pemerintahan Sultan A. Majid I sampai A Majid II[3].

Faktor keamajuan Turki Usmani
Kesuksesan Turki Usmani dalam hal ekspansi dikarenakan para pemimpinnya yang gigih dan tangguh.Mereka meletakkan dasar keamanan pada ngerinya. Kemajuan wilayah berlangsung dengan cepat diikuti perkembangan dalam hal lain sebagai berikut:
1.         Militer dan Pemerintahan
Turki Usmani memiliki kekuatan militer yang baik dan teratur.Sejak awal, mereka punya kesatuan militer khusus.Dalam sistem pemerintaha, mereka menerapkan sistem pemerintahan tertinggi di tangan Sultan, dibanti perdana mentri yang membawahi gubernur.Gubernur memimpin daerah dingkat I dan beberapa bupati dibawahnya.Sultam Sulaiman diberi gelar Al Qanuni setelah membuat Multaqa al Abhur yang jadi pegangan hukum bagi kerajaan.
2.         Ilmu pengetahuan dan Budaya
Turki Usmani punya budaya yang heterogen.Dari Persia, mereka mengambil etika dan tata krama dalam istana raja.Dari bizantium, mereka menerapkan sistem militernya. Dari Arab, mereka menerapkan ajaran tentang prinsip ekonomi. Tapi di bidang ilmu pengetahuan, mereka tidak terlalu mencolok.
3.         Agama
Di kerajaan ini, agama melandasi semua peraturannya termasuk sosial dan militer. Mereka maju karena punya kelebihan, kelebihan itu adalah:
a)        Mereka adalah bangsa yang penuh semangat dan giat.
b)       Mereka punya militer yang kuat.
c)        Tempatnya strategis, pertemuan Asia-eropa.
d)       Keberanian dan kepandaian taktik pemimpin kerajaan.
e)        Hubungan baik penguasa dan rakyat[4].

Faktor Kemunduran Turki Usmani
Jika pada suatu Dinasti dalam menjelankan pemerinthannya terdapat kemajuan pada masanya sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka masa kemunduran Dinasti Turki Usmani meliputi:
1.      Wilayah kekuasaan yang terlalu luas
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman.Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres.Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan.Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
2.      Heterogenitas penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk.Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka.Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangsai yang jelek.
3.      Kelemahan para penguasa
Penguasa yang tidak cakap Setelah sultan Sulaiman II al-Qanuni.Kelemahan ini lebih disebabkan masuknya sikap hedonisme di kalangan istana, seperti suka bermewah-mewahan, minum-minuman kras, dan wanita penghibur, hal ini menimbulkan perselisihan dilingkungan istana.
4.      Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5.      Pemberontakan-Pemberotakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.
6.      Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot
7.      Kurang berkembangnya ilmu pengetahuan 
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan.Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya.Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.[5]
Dengan kemunduran-kemunduran terjadi pada dinasti Turki Usmani, semakin hari semakin bertambah kehilangan wilayah kekuasaan mereka, salah satu factor yang sangat dominan dalam kehilangan wilayah kekuasaan Dinasti Turki Usmani adalah wilayah kekuasaan yang terlalu luas, dan kependudukannya yang hetoregen. Dengan demikian terjadi pemberontakan di internal wilayah Turki Usmani sendiri yang disebabkan pencampur bauran pemikiran Negara-negara Eropa untuk memecah wilayah itu, sadar akan hal itu puncaknya di tahun 1924 Turki Usmani di Ploklamirkan Oleh Mustafa Kemal dan berubah menjadi Negara Republik Turki.
Mustafa Kemal (1881-1938) mendirikan Negara Republik Turki di atas puing-puing reruntuhan kekhalifahan Turki Usmani dengan prinsip pembaharuannya Westwenalisne, Sekularisme, dan Nasionalisme.Meskipun demikian, Mustafa Kemal bukanlah yang pertama kali memperkenalkan ide-ide tersebut di Turki.Gagasan sekularisme Mustafa Kemal banyak mendapat inspirasi dari pemikiran Ziya Gokalp (1875-1924), seorang sosiolog Turki yang diakui sebagai Bapak Nasionalisme Turki.Pemikiran Ziya Gokalp adalah sintesa antara tiga unsur yang membentuk karakter bangsa Turki, yaitu ke-Turki-an, Islam serta Modernisme.

       C.    Penutup
Turki merupakan Negara yang terlatak antara dua benua yakni Benua Asia dan Eropa. Di Benua Asia, memiliki luas wilayah kurang lebih 814.578 kilometer persegi, 97 % (790.200 km persegi) dan sisanya di Benua Eropa 3%(24.378 km persegi). Dengan letak yang terbilang strategis ini Turki merupakan jembatan penghubung antara wilayah Timur dan Barat.
Turki memiliki dua dinasti yang berhasil mengukir sejarah Islam di pentas dunia.Pertama, Turki Saljuk dan Kedua, Dinasti Turki Usmani.Dari kedua dinasti tersebut akhirnya dinasti Saljuk dihancurkan oleh serangan pasukan mongol, dan disinilah embrio dari Dinasti Turki Usmani.
Dinasti Usmani berasal dari suatu kabilah yang hidup di Turki, dibawah pimpinan Sulaiman Syah. Kabilah Turki ini berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindar dari serangan pasukan Mongol, akhirnya sampai di Asia kecil dibawah pimpinan Usman, dan mendirikan daulah baru pada tahun 1300 M.
Bangsa Turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah. Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di Anatolia, peradaban Islam, Arab dan Persia sebagai warisan dari Imperium Usmani dan pengaruh negara-negara Barat Modern. Hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah masa Bizantium masih banyak ditemukan di Istanbul dan kota-kota lainnya di Turki.Yang paling terkenal adalah Aya Sofya, suatu gereja di masa Bizantium yang berubah fungsinya menjadi masjid pada masa Khalifah Usmani dan sejak pemerintahan Mustafa Kemal hingga kini dijadikan museum.


Daftar Rujukan

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197601052005011-ENCEP_SUPRIATNA/Sejak_mundur_dan_berakhirnya_era_Abbasiyah.pdf.
https://docs.google.com/document/d/1fGydGTNS0JWPv4O1MhLXXzp5u0t6RmJtyvc0107T5k
Moh.Nurhakim, Sejarah Dan Peradaban Islam Malang, UMM Press, 2004.
Musyrifa Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Cet, ke II: Jakarat; Fajar Interpratama Offest, 2004), hlm. 240.
Syafiq A. Mughini, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki, (Cet, I: Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 66.



[1]Moh.Nurhakim, Sejarah Dan Peradaban Islam (Malang, UMM Press, 2004).Hlm. 132.
[2]Musyrifa Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Cet, ke II: Jakarat; Fajar Interpratama Offest, 2004), hlm. 240.
[3]Syafiq A. Mughini, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki, (Cet, I: Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 66.
[4]http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197601052005011-ENCEP_SUPRIATNA/Sejak_mundur_dan_berakhirnya_era_Abbasiyah.pdf.

[5]https://docs.google.com/document/d/1fGydGTNS0JWPv4O1MhLXXzp5u0t6RmJtyvc0107T5k.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar